Jumat, 26 Oktober 2012

Rangkuman Materi Sejarah kelas 9





Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KONFLIK ANTARA INDONESIA DAN BELANDA:
1. Kedatangan tentara sekutu diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil administration)
Semenjak Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 secara hukum tidak berkuasa lagi di Indonesia
*      10 September 1945 panglima tentara Jepang di Jawa mengumumkan bahwa Indonesia akan diserahkan kepada Sekutu
*      14 September 1945 Mayor Greenhalhg datang di Jakarta untuk mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia
*      29 September 1945 pasukan Sekutu mendarat di Indonesia bertugas melucuti tentara Jepang
*      Sekutu secara diam-diam membawa orang-orang NICA yang akhirnya menimbulkan permusuhan
Kedatangan NICA berupaya menegakan kembali kekuasaan di Indonesia
*      Van der Plas wakil Van Mook (kepala NICA) membonceng pasukan Inggris masuk ke Indonesia pada bulan September 1945
*      NICA mempersenjatai KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger = tentara kerajaan Belanda yang ditampatka  di Indonesia).
*      Christison , pimpinan AFNEI mengakui de facto pemerintahan Indonesia 1 Oktober 1945 dan menyatakan tidak akan mencampuri persoalan kenegaraan RI
*      Kenyataannya Sekutu sering membuat huru-hara dan tidak menghormati kedaulatan RI
Perjanjian Linggajati (25 Maret 1947)
konflik Indonesia belanda tidak mungkin diselesaikan dengan kekuatan senjata (menurut Inggris)
*      Lord Killearn berusaha mempertemukan wakil Indonesia dan Belanda
*      Dari Indonesia : Sutan Syahrir
*      Dari Belanda : Prof. Schermerhorn
*      Hasil: 
*      diberlakukan gencatan senjata
*      dibentuk Komite Bersama

Kelanjutan perundingan, dilanjutkan di Linggajati, Cirebon, dengan hasil perundingan sbb.:
*      Belanda mengakui de facto wilayah Indo. Atas Jawa, Madura, dan Sumatra
*      RI – Belanda akan membentuk Negara Indo. Serikat, dg. RI sebagai salah satu Negara bagiannya
*      RIS – Belanda membentuk Uni Indo. – Belanda dengan ratu Belanda sebagai ketuanya.
*      Ditanda tangani oleh:
Dari indo. : Sutan Syahrir, Moh. ROem, A.K. Gani, Soesanto Tirtoprojo.
Dari Belanda : Schermerhorn, Van Mook, Van Poll
Akibat ditanda tanganinya perundingan Linnggajati:
*      Pengakuan kedaulatan dari Negara-negara lain (USA, Inggris, Mesir, India, dll)
*      Jatuhnya cabinet Syahrir dan terbentuknya kabinet baru yang dipimpin oleh Amir Syarifudin
Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947-4 Agustus 1947)
*      Latar belakang: Belanda menafsirkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara persemakmuran sementara Indonesia bersikukuh mempertahanka kedaulatan RI.
*      Tanggal 27 Mei 1947 belanda mengirimkan nota yang isinya menyatakan bahwa RI adalah pemerintahan peralihan. Nota ini diabaikan oleh pemerintah RI.
*      Tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan agresi yang terkenal dengan nama “operasi produk” (sasaranya adalah daerah yang bersifat ekonomis)
*      Di pimpin oleh Simon M. Spoor
*      Dalam pertempuran ini belanda tidak menemukan  kesulitan yang berarti, kecuali daerah Sumatra yang sulit untuk ditaklukkan.
*      Dampak : India dan Australia mengusulkan agar masalah Indonesia dan Belanda dibicarakan dalam PBB.
Komisi Tiga Negara
Beranggotakan :
*      Australia diwakili Ricard Kirby      mewakili              kepentingan Indonnesia.
*      Belgia diwakili Paul Van  Zeeland  mewakili kepentingan Belanda
*      Amerika sebagai mediator  dengan wakilnya Paul Frank graham.
PBB berhasil mempertemukan Indonesia dan belanda kembali dalam perundingan Renville
Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948-28 januari 1949)
          Di bawah pimpinan Dr.Bell Belanda melakukan serangan secara mendadak atas kota Yogyakarta.
          Berhasil menawan presiden Soekarno dan M. Hatta kemudian dibawa ke  Bangka.
          Sebelum ditawan presiden sempat melakukan sidang kabinet, dengan hasil sbb. :
          pemberian mandat kepada Mr. Syafrudin Prawiranegara untuk membentuk PDRI di Bukit Tinggi.
          Presiden dan wakil tetap didalam kota agar dekat dengan KTN.
          Pimpinan TNI akan meyingkir ke luar kota untuk melakukan perang Gerilya.
Dampak:
          Belanda mendapat kecaman dari dunia internasional.
          PBB mengeluarkan resolusi tanggal 28 januari 1949.
          Amerika mengancam akan menghentikan program Marshall Plan.
Resolusi Dewan Keamanan PBB (28 Januari 1949)
          Penghentian semua operasi militer belanda   dan aktifitas perang gerilya
          Pembebasan semua tahanan politik RI
          Belanda harus memberi kesempatan kepada pemimpin RI untuk kembali ke Yogyakarta.
          Perundingan akan dilakukan langsung di bawah pengawasan PBB.
          KTN di ubah menjadi UNCI (United Nation Comission for Indonesia)
          Melalui UNCI Indonesia kembali               dipertemukan dengan Belanda melalui perundingan Roem-Royen.
Pemerintah Darurat RI (PDRI)
          Presiden: Syafrudin Prawironegara.
          Diumumkan pada: 22 desember 1948
          Jika  pembentukan PDRI gagal,maka Menteri Luar Negeri Agus salim memerintahkan kepada A.A. Maramis untuk membentuk “Exil government” di India.
          Tujuan: untuk tetap menjaga kelangsungan NKRI.

Serangan Umum (1 Maret 1949)
Tujuan atau latar belakang: menepis anggapan dunia internasional bahwa pemerintahan RI sudah tidak ada.
Penggagas: Sri Sultan Hamengkubuono IX
          Proses: Sri Sultan H B IX mendengar dari siaran radio ( voice of Amerika, BBC, ABC) bahwa forum PBB  akan membicarakan masalah Indonesia pada bulan Maret 1949.
           atas dasar itu RI perlu membuat kejutan yang membuka pandangan dunia tentang perjuangan Indonesia. Sri sultan meminta izin kepada panglima Soedirman.
          Soedirman mengatakan agar Sri Sultan berhubungan langsung dengan  Letkol Soeharto.
          Lalu kedua tokoh itu menyusun rencana serangan umum tersebut.
          Yogyakarta mampu dikuasai selama 6 jam
          Serangan Umum disiarkan melalui pemancar radio di Wonosobo.
          Dampak:
          menunjukan pada dunia internasional bahwa RI masih ada
          mendukung perjuangan RI dalam forum internasional.
          Mendorong perubahan sikap USA.
          Meninggikan moral rakyat dan TNI.
          Mematahkan moral dan semangat pasukan belanda.


Perundingan Roem-Royen (7 mei 1949)
Utusan delegasi yang hadir:
          Merle COCHRAN selaku wakil AS dalam UNCI
Moh. Roem delegasi Indonesia
 Van Royen delegasi belanda
ISI POKOK :
          pernyataan delegasi Indonesia:
          Menghentikan perang gerilya
          Bekerja sama untuk mengembalikan keamanan dan ketertiban
          Ikut serta dalam KMB untuk mempercepat penyerahan kekuasaan dan kedaulatan tanpasyarat
          Pernyataan delegasi Belanda:
          Menyetujui kembalinnya pemerintah RI keYogyakarta
          Penghentian semua operasi miiliter dan membebaskan semua tahan pollitik Indonesia
          Tidak mendirikan Negara di wilayah RI
          Memyetujui RI sebagai bagian Negara Indonesia Serikat
          Bersungguh-sungguh dalam KMB
Konferensi Inter-Indonesia
Sebelum melakukan KMB, para pemimpin RI melakukan pendekatan politik dengan BFO. Tujuan : agar RI dan BFO dapat memadukan kekuatan nasional untuk menghadapi Belanda.
Dilakukan pada 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta, 31Juli 1949 di Jakarta.
HASIL :
          BFO mengakui bahwa NIS akan menerima kedaulatan RI dan Belanda.
          Menyetujui pembentukan Komite Persiapan Nasional terdiri dari RI dan BFO
          Negara bagian tidak memiliki tentara yang terpisah-pisah
          BFO mendukung tuntutan RI supaya penyerahan kedaulatan menjadi nyata, tanpa syarat dan tanpa ikatan politik.
Konferensi Meja Bundar
KMB berlangsung pada 23 Agustus – 2 November 1949 di Den Haag.
Utusan yang hadir:
          ketua : Perdana Menteri Belanda
Dr. Willem Drees
          delegasi Indonesia: Moh. Hatta
          delegasi BFO : Sultan Hamid
          delegasi Belanda: Van Maarseven
          UNCI: Chritchley
Dua masalah yang sulit dipecahkan dalam Konferensi tersebut:
          Masalah UNI Indonesia –Belanda, Indonesia menghendaki kerja sama yang bebas,         sedangkan Belanda kerja sama yang bersifat permanen.
          Soal Hutang Indonesia Belanda, Belanda menghendaki Indonesia mengambil alih             semua hutang Hindia belanda sampai konferensi.
Hasil:
          Belanda akan mengakui kedaulatan RIS pada bulan Desember 1949.
          Masalah Irian Barat ditunda satu tahun setelah pengakuan kedaulatan.
          Dibentuk Uni Indonesia-Belanda berdasarkan kerjasama suka rela dan sederajat.
          RIS membayar semua hutang Belanda sejak tahun 1942.
          Pasukan Belanda Koninklijk (KL) leger dan koninklijk miletaire (KM) akan               dipulangkan,      dan bekas anggota KNIL dapat bergabung menjadi APRIS.
          27 Desember 1949 upacara penanda tanganan yang dilakukan oleh Ratu Yuliana, Dr. Willem Drees, Moh. Hatta
di Jakarta terjadi serah terima kekuasaan dari Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink ke Sri Sultan HB IX dari pihak Indonesia. 

1 komentar: